Minggu, 14 Oktober 2007

Ari Setya Ardhi


Ari Setya Ardhi

(Jambi)



Lahir di Jakarta, 31 Mei 1967. banyak menulis puisi, cerpen maupun esei budaya di berbagai media daerah dan nasional. Atologi tunggalnya Sajak Matahari, Etude, Opus, dan Mentora. Sajak lainnya terhimpun sekitar 40-an kumpulan puisi bersama. Di antaranya, Mimbar Penyair Abad 21 (Balai Pustaka Jakarta), Dari Negeri Poci 3 (Yayasan Tiara Jakarta), Cerita dari Hutan Bakau (Pustaka Sastra Jakarta), Zamrud Katulistiwa (Pusat Bahasa Yogyakarta), Puisi Indonesia (Angkasa Bandung), Batu Beramal 1 (HP3N Batu), Dari Bumi Lada (DK Lampung), Ning (Bali,2002), Gra-Gra (YMS), Purnama Kata (DK Bengkalis, 2003), Galanggang (DK Padang,2003), Buku Pilihan Riau Pos (2004), Teriakan Kota Bisikan Kata (DK Jakarta, 2004), dan lain-lain. Beberapa kali menang dalam lomba penulisan puisi dan esei Sebuah puisinya dijadikan prasasti di Makam Pahlawan Jambi Sultan Thaha di kabupaten Tebo. Dalam kesehariannya mengurusi sebuah harian di Jambi, disamping mengelola sebuah situs sastra berlabel Angsoduo. Salah Satu puisinya :

Menziarahi Diana

telah kuhirup udara yang pernah
menjadi bagian nafasmu. menatap
badai halimunan bermuka bundaran
Buchingham, kuistirahkan jejak
di atas tanahmu, menapaki berkas
senyum tergurat rapi beralas perisai
emas, bertahta abadi namamu.
Buchingham, trotoarmu itu
menengadahkan kebekuan. tak ada
bunga, juga kamboja. udara
dikemudikan derajat celcius, bertafakur
pucat. dingin menghantar
pusaramu, tanpa pelayat dan perkabungan
karena gemuruh waktu
saling berebut bela sungkawa ?

bermuka gerbang Buchingham,
dua serdadu lupa mengenalkan nama
kendati wajah mereka terekam dalam
kamera. paras cuaca semakin mendedahkan
slide-slide kebekuan pagar, menghantar
sketsa kecemasan tembok istana.
rumah penjara, berjeruji kabut itu,
mendenahkan keranuman wajahmu.
telanjang tiada bermahkota

patung ksatria masih terpancang disana,
membiarkan biografi berloncatan
di atas kereta. pepohonan dingin
berdesau gigil di kejauhan.
Big Ben berdentang.
detak jarum jam mengusikmu
Big Ben bersimaharaja,
derap jantung waktu memanggilku ?

ah, lupakan impian sampanye
yang selalu menunda kebenaran
biar almanak bersahutan
di belantara kota laba-laba.
kemudian, melepas
jaring keabadian memerangkap cahayamu.

Bohemian Buchingham London, 19 Januari 2005

2 komentar:

  1. Saya termasuk kepada mereka yang mengagumi ari setya ardhy (rudy, sman 1 jambi)

    BalasHapus
  2. saya kangen sama menanam sungai rembulan

    BalasHapus